https://nandasyarifblog.wordpress.com/2016/10/20/jaringan-islam-dan-perdagangan-antar-pulau/
Kejayaan Islam
masa lalu
Sebagai umat Islam, kita mengenal
kejayaan Islam zaman dulu yang tak tertandingi. Islam menguasai wilayah yang
luas dari Ternate, India, Timur Tengah, Yugoslavia, Albania,
Bulgaria, Yunani, bahkan hingga Spanyol. Kejayaan Islam di Spanyol menunjukkan selama delapan
abad Islam maju dalam bidang pemikiran dan sains. Ibnu Sina atau bapak
kedokteran yang sangat pandai saat itu, Al Khawarism atau bapak aljabar yang
mengenalkan angka yang kita pakai sekarang. Dia Al Khawarism yang mencetuskan
angka 0 pada Arabic Numerical sehingga
kita mengenalnya.
Islam Masa sekarang
Perekonomian dunia saat ini dikuasai
oleh dua Negara besar, yaitu Amerika dan China. Negara yang mayoritas
penduduknya beragama non-Islam. Sedangkan Negara kaya dengan penduduk mayoritas
Islam adalah Negara yang mempunyai kekayaan alam berkat karunia Allah, bukan
karena Sumber Daya Manusia yang kuat.
Di Indonesia, lima dari enam orang
terkaya merupakan orang non-Islam. Satu dari orang terkaya Indonesia adalah
Chairil Tanjung. Dia adalah satu-satunya orang terkaya Indonesia yang beragama
Islam. Ini ironi, sebab penduduk Indonesia mayoritas adalah Islam.
Kemunduran Islam
Islam mengalami kemunduran pada masa
sekarang. Syekh Amir Syakib Arsalan, sebab kemunduran umat Islam:
Umat Islam sudah tidak mempraktekkan ajaran Islam yang termuat dalam Al
Qur’an dan Hadits – kewajiban
menuntut ilmu dalam Islam berlaku bagi Laki-laki dan perempuan. Fenomena saat
ini, justru umat Islam tertinggal dalam hal menuntut ilmu, tetapi orang
non-Islam menuntut ilmu sampai jenjang S1, S2, bahkan S3.
“Kebersihan sebagian dari iman”. Pada
faktanya, orang Islam kurang menjaga kebersihan. Banyak toilet-toilet di
pesantren yang kotor dan tidak dijaga kebersihannya. Sedangkan orang non-Islam
justru memproduksi alat-alat kebersihan, seperti peralatan mandi, vakum cleaner
dsb.
Umat Islam tidak bersatu, tapi berpecah-belah. Padahal umat Islam
diperintahkan untuk bersatu - “Akan terpecah belah umatku seperti
terpecah-belahnya Yahudi dan Nasrani menjadi 73 golongan, semuanya masuk neraka
kecuali kaum yang mengikuti ajaran-ajaranku dan sahabat-sahabatku”. Dengan
persatuan, ummat Islam tidak terkalahkan. Sering ummat Islam ribut dan
bertengkar karena masalah furu’iyah/cabang sehingga akhirnya terpecah-belah dan
mudah ditaklukkan musuh.
Sementara negara-negara non-Islam bersatu di bawah kepemimpinan Amerika
dan kelompoknya yang disebut NATO. Mereka bersatu menyerang umat Islam di
Afghanistan, Iraq, dan juga memberikan dukungan penuh pada Israel yang menjajah
Palestina dan menguasai masjid Al Aqsha.
Seharusnya para ulama sebagai pewaris Nabi harus berusaha mempersatukan
ummat Islam yang terpecah-belah baik dalam kelompok bangsa dan negara maupun
aliran.
Umat Islam hilang semangat Jihad – kehebatan semangat jihad orang Islam masa dulu, meskipun kalah jumlah
dalam menghadapi superpower saat itu, tidak gentar dan menang.
Pada perang mut’ah 3.000 pasukan Islam melawan 200.000
pasukan romawi. Dari 3.000 pasukan Islam 12 gugur di medan perang. Pada saat
itu jasad Ja’far bin Abu Thalib mengalami luka di tubuh bagian depan. Total 70
luka karena tikaman dan sabetan.
Umat Islam masih
bergantung secara ekonomi – kekayaan alam Negara
Islam dikuasai oleh perusahaan Multi Nasional yang notabene adalah
kumpulan-kumpulan orang non-Islam.
Umat Islam bukan sebagai produsen, tetapi hanya
konsumen. Nabi Muhammad bahkan melarang
orang non-Islam masuk ke Kota Mekah, padahal masa itu perekonomian dikuasai
oleh orang non Islam. Tapi dampaknya justru menakjubkan. Orang-orang Islam
menjadi mandiri secara ekonomi. Sumber daya alam diolah sendiri oleh orang
Islam dan menghasilkan keuntungan dan tidak terjadi kekurangan secara ekonomi.
Umat Islam tidak bisa menentukan prioritas bersama yang harus dikerjakan
bersama – dalam Islam
ibadah seperti wudhu, sholat, haji diwajibkan dikerjakan secara runtut. Namun
dalam praktek kehidupan, umat Islam tidak mampu membedakan mana lawan yang
harus dilawan sekarang dan kemudian. Orang Islam justru sibuk dengan lawan dari
agama sendiri.
Umat Islam gagal menemukan hal yang bermanfaat - ”Gemarlah
kepada hal-hal yang berguna bagimu” [Muslim]. Orang non-Islam gemar belajar
sehingga bisa menghasilkan barang-barang yang berguna. Sedangkan orang Islam
gemar menonton sinetron dan acara-acara yang hanya melawak.
Umat Islam tidak menguasai media massa – citra Islam disebut sebagai teroris, tetapi
orang Islam tidak mampu berbuat apa-apa. Orang Islam tidak menguasai media
massa sehingga sulit menyampaikan aspirasinya.
Media massa mayoritas dikuasai oleh non-Islam.
Orang Islam tidak mempunyai televisi yang menjangkau seluruh masyarakat.
Padahal, Nabi Muhammad sendiri disebutkan sebagai pembawa kabar gembira.
Pembawa kabar gembira dan Qur’an sebagai bacaan.
Kemandirian - bercermin
dari Nabi Muhammad
Orang kaya di zaman dulu maupun sekarang berasal dari
pengusaha, businessman yang mengawali
hidupnya dengan dagang. Orang-orang China suka berdagang, karena menjadi kunci
sukses dan investasi terbaik sepanjang masa. “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri
China”. Sabda Nabi Muhammad tersebut menyuruh kita untuk melihat dan meniru
orang China dan etos kerjanya.
Al Qur’an Surat Al Ahzab ayat 21, “Sesungguhnya telah
ada dalam diri Rasulullah suri tauladan yang baik bagimu, bagi orang yang mengharap
pertemuan dengan Allah dan Hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah”.
Nabi Muhammad menjadi pengusaha muda yang sukses
berkat ulet, tekun, dan piawainya dalam berdagang.
Belajar dari Nabi Muhammad, kunci sukses untuk
menaikkan pendapatan masyarakat ialah dengan mengubah masyarakat konsumtif
menjadi masyarakat produktif.
Syarikat Islam
Umat Islam harus saling bersatu. Untuk meningkatkan
pendapatan. Umat Islam dapat menyatukan aspirasi dan dananya demi kelancaran
bersama. Bersatu justru akan menjadikan umat Islam kuat dan kokoh, tidak mudah
diadu domba, tidak mudah terpengaruh.
Pengusaha-pengusaha Islam sebaiknya tergabung dalam
satu wadah untuk saling menyokong satu sama lain. Islam satu tubuh, satu bagian
sakit, maka satu bagian bertugas untuk menyembuhkan.
Segmen-segmen Pemajuan
Pendidikan – terdapat sekitar 15.000 pondok pesantren di
Indonesia. Jiwa entrepreneurship
perlu dikembangkan pada jiwa pemuda-pemudi Indonesia. Apabila seluruh pondok
pesantren melaksanakan program jiwa entrepreneurship
maka akan berdampak pada terciptanya wira usaha muslim.
Syarikat Islam atau himpunan Islam dapat bekerja sama
memajukan pendidikan. Pendidikan Islam untuk memaksimalkan potensi umat Islam
dalam bidang ekonomi.
Masyarakat Desa – mayoritas masyarakat Indonesia beragama Islam.
Penyebaran Islam sangat cepat, berkat orang-orang Quraisy yang kuat secara
fisik dalam berpindah tempat dan menyebarkan agama Islam.
Pemuda pemudi Islam dapat menghimpun masyarakat Islam
untuk menjadi produktif. Melihat setiap desa mempunyai potensi yang
berbeda-beda. Potensi kekayaan alam, kesenian daerah, dan religi. Masyarakat
dapat memproduksi barang-barang bernilai guna sesuai potensi desa
masing-masing.
Peran pemuda Islam hasil binaan pondok pesantren.
Mereka bertugas membina masyarakat menjadi lebih produktif.
Kemadirian ekonomi umat dapat dicapai dengan adanya
perubahan jiwa secara aktual dari jiwa konsumtif menjadi jiwa produktif.
#SyarikatIslam