This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sabtu, 23 Maret 2013

APA CINTA NEKAD


Baru kenal di dunia maya, langsung bisa suka, dan menyimpulkan bahwa itu cinta. Semakin lama, semakin kuat, seperti lem yang sangat lekat. Siapapun yang menghadang akan dilawan. Siapapun yang mengganggu akan ditinju. Siapapun yang menghalangi, akan dia hadapi. Dengan jari mungilnya yang lemah itu. Dengan tangan kecilnya yang kerempeng itu.
Kenapa cinta bisa menjadi nekad? Orang tua sudah bilang jangan. Tetapi malah dilawan dengan kata kata berjuta juta siap melawan kehendak orang tua. Ayah dan ibu menjadi orang asing. Nasihatnya dibuang, masuk telinga kanan, tapi dimuntahkan dengan sekuat tenaga kuda. Padahal dulu saat bayi ia tak bisa hidup sendiri. Lahir hanya bisa tidur. Tengkurap saja susah. Hanya bisa nangis, pipis sama buang air besar. Nyari makan tidak bisa. Semua komunikasi hanya diawali dengan suara tangisan.
Lalu orang tua bantu ia tuk tumbuh. Disuapin, dikasih asi dan digendong. Dipelihara, dido’akan jadi anak berguna. Tangisan ayah, tangisan ibu menjadi do’a yang sangat mempesona. Mereka berdua sangat bersemangat membesarkan anaknya. Kini anaknya sudah besar, dan sudah beranjak dewasa.
Anak ini kemudian mengenal cinta. Cinta yang membuatnya berani dan mau melawan ortunya. Demi segepok janji manis. Demi seulas senyum tampan. Demi sebuah sapaan hangat sehangat nasi di dalam magic com. Orang tua yang menyayangi sejak bayi, tiada harga dimatanya. Nekad, nekad dan nekad.

KENAPA BISA SENEKAD ITU?

1.      CINTA KAMU TIDAK BERKAH
Cintamu hadir bukan  membuatmu sehat, tapi membuatmu sekarat. Tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Tidak lagi menjadikanmu remaja yang sopan. Tetapi merubahmu menjadi remaja yang obsesif, yang keterlaluan dalam mencintai. Cinta yang berlebihan. Tidak pada tempatnya dan salah dalam pengelolaannya.
Cintamu menguasai hati dan pikiran. Padahal seharusnya pikiran dan hati kamu yang bisa menguasai cinta yang kamu rasakan. Saat gelap pekat memenuhi ruang hati, yang ada hanya emosi dan perasaan marah. Manakala cinta yang hadir tidak direstui orang tua atau tidak sesuai norma agama.
Alloh yang berwenang memberimu rasa. Sukamu padanya bukan sebuah kesengajaan hatimu yang mungil kecil. Senangmu padanya juga bukan  atas kehendakmu sendiri. Tapi Alloh yang menurunkan rasa itu. Maka janganlah kamu langgar perintahNya hanya karena ingin memupuk cinta yang salah.
Jadi sekali lagi, cintamu tidak berkah, kalau malah membuat keluarga kamu bubrah (berantakan).

2.      CINTAMU MASIH SEKEDAR NAFSU
Pikiranmu pendek, tidak melihat masa depan.”yang penting saya suka, saya senang dan saya cinta. Apakah nanti bakalan seperti apa, itu bukan urusan saya. Saya tidak mikir itu semua.” Saat mencintai kamu tidak berpikir memiliki. Kamu hanyA berpikir bisa bersenang senang dengannya. Bisa jalan berdua. Bisa ke tempat indah bersama dia. Dan bisa mendapat perhatian penuh dari seseorang.
Hatimu penuh dEngan nafsu ingin ‘memanfaatkan dan dimanfaatkan’. Sehingga manakala keinginn tidak terpenuhi kamu cenderung marah dan emosi. Konflik memanas dan dua dua nya tak mau mengalah. Lalu putus ditengah jalan, tidak jelas bagimana dan kenapanya.
Egomu kuat. Tidak mau diatur, tapi maunya mengatur. Tidak mau mengalah, maunya menang. Cinta itu memaafkan, bukan menuntut sebuah dendam yng harus terbalaskan.

3.      KARENA CINTAMU SALAH KELOLA
Cinta pada dia, harusnya di bawah cinta pada Alloh. Di bawah cinta pada Rasululloh, dan di bawah cinta pada orang tua. Kalau dengan mencintainya melanggar hak ketiganya, ngapain dilanjutin. Nurut saja sama Alloh, Rasul dan kedua orang tua. Insya Alloh lebih terarah hidupmu, lebih kuat azzammu dan juga lebih berkah hidup yang kita jalani.
Cinta searusnya tidak membuat sombong. Merasa angkuh seolah perasaan ini adalah upaya kita sendiri, merasa tidak perlu diatur atur oleh Islam. Merasa bisa mengelola sendiri dengan cara dan gayanya sendiri. Setelah nanti nangis dan tidak punya harapan , baru merasa bahwa kita bukan apa apa.

4.      REFERENSI CINTAMU SALAH
kalau Jatuh cinta jangan dibandingkan dengan acara televisi. Tayangan sinetron yang mengharu biru. Skenario film yang bikin hiks hiks. Atau lirik lagu yang tidak bertanggung jawab. Mereka bisa bikin lirik yang fantastis. Mereka juga tidak berpikir dampaknya.moralitas tidaklah menjadi bagian penting yang mereka perlu jaga dan perhatikan. Yang penting film, sinetron, dan lagu mereka laku. Urusan selesai.
Uang berkuasa. Apa yang bisa dijual bakalan dijual. Tidak penting urusan moral. Itu urusan ulama yang berwenang. Urusan mereka hanya jualan saja. Sehingga nampak banget kalau ceritanya dibuat buat seromantis mungkin. Misalnya rela mati buat kekasihnya. Rela terjun ke tebing cuma buat ngebuktiin cintanya. Dari sisi kamu, bakalan takjub. Keren ya. Kok ada cowok kayak gitu. Tapi dari sisi merekanya, cuman terus ketawa karena bisa nipu kamu mentah mentah. Lalu model seperti ini yang bakalan jadi referensi cinta kalian.?

5.      KAMU TERLALU LUGU
Sekecil rayuan sudah bikin kamu merasa dia segalanya. Selembar daun omongan bohong sudah bikin kamu mabuk kepayang. Sedikit senyuman sudah bisa bikin kamu terbang ke awan. Jangan lugu lugu lah.
Cinta yang hadir dimasa muda jangan kau anggap segala galanya. Itu cuman bagian hidup yang harus kamu hadapi. Sikapi dengan dewasa. Jangan kanak kanakan. Kamu tidak anak anak lagi. Puter otak, latih hati tuk berpikir masa depan. Langkahmu masih jauh, jangan sampai kesandung batu yang bikin kamu jatuh tersungkur dan tidak bisa bangun lagi.
Nah, gimana, masih mau nekad? Pikir lagi hidup kamu, masak hanya gara gara cinta sesaat hidup kamu bakalan mau nekad? Sayangi mama dan papa kamu. Abi dan umi kamu, kasihan dong mereka. Sudah merawat kamu, giliran udah gede malah kamu ngelawan dan bikin mereka sedih.


OLEH: BURHAN SODIQ,
dikutip dari salah satu majalah.

Kamis, 14 Maret 2013

PENGALIHAN BAHASA

KOMUNIKASI dalam bahasa yang sama dapat menimbulkan salah pengertian, apalagi bila kia tidak menguasai bahasa lawan bicara. Untuk melakukan komunikasi yang efektif, kita harus menguasai bahasa mitra komunikasi. Dalam kontek inilah, kita setidaknya perlu menguasai bahasa Inggris (sebagai bahasa internasional) untuk menjadi komunikator yang efektif.
Penguasaan bahasa yang minim dapat menimbulkan kesulitan yang segera. Seorang perempuan asal Bogor yang datang ke Melbourne pernah minta tolong kepada orang-orang yang lewat di bandara Tullamarine untuk menunjukkkan alamat yang ditujunya ketika ia datang ke negeri kanguru untuk pertama kalinya. Orang-orang yang ditanyanya tidak mempedulikannya, menetapnya aneh, bahkan segera menyingkir karena kalimat yang diucapkannya adalah “Can I help you?” (“Dapatkah saya membantu Anda?”), bukannya “Can you help me?” (“Dapatkah Anda membantu saya?”).

Berikut ini adalah contoh-contoh lain yang melukiskan kesalahan yang mungkin muncul ketika orang-orang Indonesia kurang mampu berbahasa inggris saat berkomunikasi dengan penutur berbahasa Inggris.

Seorang pejabat Indonesia menjalankan tugas ke luar negeri.ketika sampai di bandara, ia menuju kantor imigrasi dan diharuskan mengisi formulir. Seperti umumnya pejabat Indonesia, ia pun tidak menguasai bahasa Inggris secara mahir. Maka ketika ditanya petugas imigrasi, ia menjawab sesuai pengetahuannya. Pada awalnya ketika pertanyaan masih umum, ia menjawab dengan benar, seperti Name (nama), Address (alamat), dan Occupation (pekerjaan). Namun ketika ia ditanya, “Citizen sir?” maka ia membantah dengan mengatakan, “No, no. It’s Seiko.” Hal ini terjadi karena ia mengira petugas itu menanyakan apakah jam tangannya bermerk Citizen, padahal sebenarnya petugas itu bertanya, “Kewarganegaraan Anda, Pak?”1

Suatu hari seorang pria Indonesia di Australia pergi ke sebuah toko untuk membeli sebuah gergaji. Sebenarnya ia tidak tahu kata gergaji dalam bahasa Inggris, tetapi ia nekad saja pergi ke toko itu.
            “May I help you, Sir?” tanya pelayan toko.
            “I would like to buy something, but I don’t know how to mention that thing,” jawab orang Indonesia.
            “Can you explain it to me?” tanya si pelayan dengan sopan.
            “Oh, I know! It’s some kind of one for you, one for me, one for you, one for me,” tambahnya dengan menggerakkan kedua tangannya maju mundur seperti orang yang menggunakan gergaji kayu yang sangat besar. Tentu saja si pelayan toko sangat bingung, benda apa yang dimaksud. “I am sorry, Sir. I don’t know what you mean, but please have a look. Maybe there is something you want,” kata pelayan.
            Akhirnya orang Indonesia itu menuruti kata si pelayan. Tidak lama kemudian ia menemukan barang yang ia inginkan.2

Teman saya, Andi, pernah tinggal di Los Angeles dalam rangka studi. Pada masa adaptasi, tiba-tiba Terry, temannya yang berkulit hitam, datang dan menegur Andi, “What’s up, Man?” Ditegur demikian, Andi melihat ke atas. Terry bingung, kenapa ia melihat ke atas. Ia menegur Andi sekali lagi dengan teguran yang sama. Andi pun melihat lagi ke atas, dengan raut muka yang bingung, lalu ia menatap Terry karena setelah menatap ke atas, ia tidak menemukan sesuatu hal yang aneh. Lalu Andi bertanya kepada Terry apa yang dimaksud “What’s up?” Terry pun menyadari bahwa Andi salah paham dengan teguran tersebut. Kini ia mengerti mengapa Andi melihat ke atas tadi. Bila diartikan secara harfiah “What’s up?” memang berarti “Apa di atas?” Terry menerangkan kepada Andi bahwa “What’s up?” itu berarti “Ada apa denganmu?” atau “Apa yang sedang terjadi?” Andi baru mengerti bahwa sapaan tadi sama maknanya dengan teguran dalam bahasa Inggis lainnya: “What’s wrong with you?” Ia mendapatkan pnjelasan dari Terry bahwa teguran tersebut merupakan slang yang awalnya digunakan orang-orang kulit hitam, tetapi bahasa itu kini lazim digunakan anak-anak muda sana.3

Berikutnya adalah contoh-contoh serupa, namun dialami oleh orang-orang yang tidak memahami bahasa asing lainnya.

Saat dosen saya mengikuti pendidikannya di filipina, minggu pertama ia serng dikagetkan dengan bahasa Tagalog yang beberapa katanya mirip dengan bahasa Indonesia, tetapi mempunyai arti yang sama sekali berbeda. Misalnya kata-kata mahal kita (aku cinta padamu), salamat po (terima kasih), dan lain-lain. Sedangkan kata-kata yang agak sama adalah, ako (aku), mura (murah), payong (payung), sabon (sabun), pako (paku), dan sebagainya. Namun, yang paling membingungkan dosen saya adalah ketika ia naik jeepney, semacam kendaraan umum. Kondektur berulang kali berteriak, “Sandal ilang!” Karena mata kondektur seakan-akan memelototi dosen saya, ia langsung menunjuk sandal sambil berkata, “No, my sandals are not lost” (Sandal saya tidak hilang”)4

Ketika berlibur ke Malaysia bulan lalu, saya memperoleh pengalaman lucu. Suatu malam teman Malaysia saya mengajak saya dan seorang teman asal Australia ke pasar malam dekat rumahnya. Kami sedang melihat-lihat sayuran, ketika seorang penjual kain di dekat kami berteriak: “Come and buy my cloth, beautiful and cheap, two dollars a yard.” Kemudian ia berbicara dalam bahasa Melayu, “Dua ringgit ... dua ringgit” dan ia membunyikan bel. Teman Australia saya bingung akan kejadian itu dan kemudian mengomentari bahwa penjual kain itu tampaknya bodoh. Teman Malaysia saya bertanya, “What make you say that?” Teman Australia berkata, “You see, he is holding a bell, and ringing it, and he is shouting to passers by, Do I Ring It? Do I Ring It?” Saya dan teman Malaysia saya tertawa dan kami jelaskan bahwa dua ringgit berarti dua dollar, dan penjual kain itu tidak mengatakan do I ring it?5

Kejadian ini dialami oleh orang tua teman saya saat menunaikan ibadah haji. Saat berjalan-jalan mereka melihat bus yang sedang berhenti mencari penumpang. Mereka kelelahan dan ingin kembali ke camp. Kemudian mereka memutuskan untuk naik bus tersebut. Ketika menginjakkan kaki di tangga bus, tiba-tiba sopirnya berteriak, “Haram, Haram, Haram!” Mereka kaget, mengira bahwa mereka tidak boleh naik. Ya, namanya juga sedang naik haji, pasti akan selalu waspada terhadap yang haram-haram. Akhirnya mereka memutuskan untuk tidak naik busitu dan berjalan kaki sampai ke camp.
Sesampainya di camp, dengan napas yang masih terengah-engah setelah berjalan belasan kilometer, si ibu bercerita kepada temannya yang sudah naik haji berkali-kali. Ia pun menjelaskan bahwa Haram itu berarti “ke Masjidil Haram,” bukan tidak boleh naik.6

Perbedaan bahasa dapat menimbulkan kesulitan lebih jauh daripada sekadar kekeliruan penerjemahan. Kita sering sulit menerjemahkan sebuah kata ke bahasa lain karena tidak ada padanannya dalam bahasa lain itu, meskipun kita bisa mengira-ngira artinya. Bahkan ketika kita mampu menerjemahkan satu bahasa ke bahasa lain dengan kecermatan yang harfiah, maknanya yang dalam sering hilang karena makna tersebu berakar dalam budaya bahasa tersebut. Karena itu, kata-kata seperti, Allah, shalat, zakat, saum, dan haji sulit diterjemahkan ke dalam bahasa apapun, termasu Inggris. Begitu juga ucaan “Assalamu’alaikum” dengan selamat pagi ditentang banyak orang karena memang konotasinya lain.sebagian makna budaya humor atau lelucon suatu bangsa sering juga menghilang setelah diterjemahkan, sehingga meskipun secara harfiah kita memahaminya, humor atau lelucon tersebut tidak membuat kita tertawa. Frase atau kalimat seperti bahenol nerkom, gering nangtung ngalanglangyung, bru di juru bro dipanto ngalayah di tengah imah dalam bahasa Sunda sulit dicarikan padanannya yang tepat dalam bahasa Indonesia, apalagi dalam bahasa Inggris. Ungkapan “katempuhan buntut maung” dalam bahasa Sunda (yang artinya dipersalahkan padahal tidak bersalah atau menjadi kambing hitam) tidak bisa diterjemahkan menjadi “ketiban ekor harimau” sebagaimana “teu mais teu meuleum” (tidak ikut berkonntribusi sebelumnya) tidak bisa menjadi “tidak mepes tidak membakar” pun “tuturut munding” (ikut-ikutan) tidak bisa diterjemahkan menjadi “ikut-ikutan kerbau”.
Kelemahan dalam penguasaan tata bahasa, struktur, dan kosakaata (termasuk idiom, slang, dan jargon khusus) sering menghasilkan terjemahan yang membingungkan, menggelikan, dan terkdadang bertentangan dengan apa yang dimaksudkan tulisan aslinya. Restroom berarti “kamar kecil” bukan “ruang istirahat”; dragonfly berarti “capung” bukan “naga terbang”; I cut my thumb  berarti “jempol saya teriris” bukan “saya mengiris jempol saya” sedangkan carrot and stick berarti “pemikat dan ancaman” bukan “wortel dan tongkat” No standing di Australia berarti “dilarang parkir” bukan “dilarang berdiri” yang di Amerika No parking.
Sejumlah kata dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Inggris, namun dalam bahasa Indonesia mengalami perluasan makna. Misalnya kata  family dalam bahasa Inggris berarti “keluarga” (baik keluarga inti ataupun keluarga luas, namun biasanya merujuk pada keluarga inti yang terdiri dari orang tua dan anak). Namun begitu dialihkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi famili, arti kata tersebut mencakup juga kerabat atau saudara jauh, bukan sekadar keluarga langsung. Kata picnic dalam bahasa Inggris sebenarnya berarti “senang-senang dan makan di luar rumah” tidak harus di tempat jauh, bisa di taman dekat tempat tinggal, atau bahkan di halaman rumah. Namun kata piknik dalam bahasa Indonesia berarti “darmawisata” biasanya ke tempat yang jauh. Padahal, menurut pengertian oang Inggris, orang bisa saja berpiknik tanpa harus berdarmawisata.
1                           : Sarah Olivia Riana, K1B97012, Fikom Unpad
2                           : Agus Suhendi, KI097107
3                           : Safitri Dewi, NIM 87199005
4                           : Ikhsan, K1A87098, Fikom Unpad
5                           : Fitri Wahyuni, 97030082, Interstudi Bandung
6                           : Nurvia Faradisa, K1C97189

Dikutip dari _ Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar _ Prof. Deddy Mulyana, M.A., Ph.D. Penerbit : PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html