Selasa, 15 Agustus 2017

KEMISKINAN BUKAN HALANGAN; BUKTI NYATA SEORANG PEMULUNG BISA MERAIH GELAR SARJANA HINGGA LANJUT S2 BERKAT KERJA KERAS DAN PERAN PEMERINTAH


Keterbatasan ekonomi bukan halangan. Itulah yang terjadi dengan WNI usia 26 tahun. Laki-laki yang bernama Wahyudin sekaligus putra bangsa yang pantas diacungi jempol kini telah mencapai gelar S1. Semua berkat kemauan dan kerja kerasnya. Pasalnya ia hanyalah laki-laki yang dilahirkan pada keluarga sederhana. Keluarga yang tidak mampu menyekolahkan anak-anaknya. Tetapi tekad kuad Wahyudin telah mengubah keadaan dirinya. Meski rela banting tulang setiap hari. Semua jerih payah itu menuai hasil yang gemilang. 

Dulu ia hanya seorang pemulung. Sejak usia 10 tahun ia telah berprofesi menjadi pemulung. Tanpa malu ia melakoni profesinya demi memutus rantai setan dalam keluarganya. “Saya enggak mau terima nasib, saya harus keluar dari rantai kemiskinan,” Sekarang ia adalah mahasiswa S2 ITB

Tekad yang Kuat

Meski usianya masih anak-anak. Pikirannya sudah dewasa. Wahyudin bertekad kuat untuk sekolah. Sejak SD dia sudah memulung. Sampai kuliah pun ia masih memulung. Ia berani berjuang sendiri. Karena untuk meminta dukungan orang tua bukan hal yang mudah. Ia harus berpikir keras untuk itu, apalagi melihat kakak-kakaknya yang harus putus sekolah demi membantu orang tua mengais rejeki.

Bukan Halangan

Bahkan sempat berkuliah dengan status tetap sebagai pemulung, bukan halangan yang membuat nilainya pas-pasan. Justru Wahyudin berhasil lulus S1 pada 2013 dengan IPK yang fantastis. Ia lulus dari Fakultas Ekonomi Uhamka dengan IPK cumlaude, 3,85.

Mendapat Beasiswa

Berkat keuletan dan tekad kuat, ia mendapat kesempatan kuliah S2 di luar negeri. “Saya bebas kuliah di luar negeri, bebas pilih Negara mana saja,” Sebuah kejutan istimewa bagi seorang Wahyu. Staf beasiswa unggulan kemdikbud waktu itu sampai datang ke rumah. Wahyudin menerima beasiswa secara langsung dan tanpa tes.

Lebih Memilih Dalam Negeri Daripada Luar Negeri

Meski bebas kuliah di Negara mana saja, Wahyudin memilih kuliah di dalam negeri. Ia memilih program Magister of Bussines of Administration (MBA) ITB. Berbagai syarat masuk harus ia penuhi.tes bahasa inggris dan matematika da nada tes toefl. 

Menjadi Tour Guide
Untuk mendapat skor toefl yang disyaratkan bukan hal yang mudah. Apalagi wahyudin belum pernah kursus bahasa inggris. Ia juga belum pernah ikut tes toefl. “Saya belum pernah tes karena orang tua sederhana, enggak pernah kursus bahasa Inggris sama sekali tiba-tiba mau S2 pelajarannya full English,”
Demi bisa berbahasa inggris, ia rela menjadi tour guide dadakan. Saat memulung di pasar jatinegara ide kreatifnya muncul. Meminta tour guide memberi waktu untuk praktek dengan alasan tidak punya uang untuk kursus.

Tetap Mulung Meskipun S2
Pendidikan S2 tak menjadikannya berhenti memulung. Ia masih saja melakoni pekerjaan mulung. Ia menyembunyikan profesinya itu. Meski pada semester 2 teman-temannya akhirnya mengetahui juga.
Selalu Semangat dan Pantang Menyerah
Meski sudah berada pada jenjang S2,Wahyudin masih ingin melanjutkan P.Hd di luar negeri. Benar-benar putra unggulan bangsa. Sangat pantas dibanggakan.

Beasiswa Unggulan 2017 Masih Dibuka
Sampai saat ini beasiswa unggulan masih dibuka. Sehingga masih ada kesempatan untuk meraih gelar dengan beasiswa. 

Link: beasiswainggulan.kemdikbud.go.id/beasiswa/beasiswa-masyarakat-berprestasi.

0 komentar:

Posting Komentar

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html